Polda Jawa Barat mengungkapkan bahwa kelompok anarko menjadi dalang dibalik penembakan gas air mata di Jalan Tamansari, Bandung yang meluas hingga ke area kampus Unisba dan Unpas. Peristiwa tersebut berawal ketika patroli yang melibatkan TNI-Polri menemukan tumpukan batu, kayu, dan bekas pembakaran ban di jalan tersebut. Sejumlah orang yang diduga sebagai kelompok anarko yang mengenakan pakaian hitam kemudian berupaya menghalangi jalan dan membentuk blokade di Tamansari.
Menurut Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan, kelompok anarko tersebut merencanakan agar petugas terprovokasi dan dipaksa untuk mundur ke kampus Unisba. Aksi provokatif ini dimaksudkan agar petugas menyerang kampus, tetapi petugas tetap tenang dan melanjutkan penyisiran di sepanjang jalan. Lebih lanjut, kelompok anarko dari dalam kampus Unisba melemparkan bom molotov ke arah tim patroli kendaraan dan mobil rantis Brimob. Hal ini berujung pada penembakan gas air mata di jalan raya yang kemudian masuk ke parkiran Unisba.
Hendra menyatakan bahwa kelompok anarko bertujuan menyulut gesekan antara petugas dan mahasiswa. Mereka juga berupaya menciptakan narasi palsu di media sosial yang mengklaim petugas masuk kampus dengan senjata peluru karet dan menembakkan gas air mata. Namun, faktanya adalah tidak ada petugas yang memasuki area kampus atau membawa senjata peluru. Jarak antara petugas dan kampus sekitar 200 meter, dan tembakan gas air mata hanya dilakukan ke jalan raya di mana kelompok anarko berkumpul. Serangan terhadap kampus terbukti hanyalah manipulasi dari pihak tertentu.