Kisah tentang tikus-tikus di kantor yang gemar berenang di sungai yang kotor, serta tikus-tikus berdasi yang suka ingkar janji dan sembunyi, seringkali menjadi cerita lama yang menghibur. Mereka sering kali bersembunyi di balik meja teman sekerja atau dalam lemari baja, namun cepat berubah wajah saat kucing datang, seolah tak tercela. Tikus-tikus, meskipun tak pernah kenyang dan rakus, selalu menghilang saat kucing datang karena liciknya.
Kucing-kucing yang sering kali malas dan lupa pada tugasnya, terkadang terkejut saat tikus-tikus kantor menjadi menterornya. Mereka harus berhadapan dengan tingkah licik dan cerdik tikus-tikus yang mungkin saja pura-pura takut pada kucing. Meskipun begitu, tikus-tikus juga memahami saat sang kucing lapar dan memberikan roti sebagai suapan, membuat mereka terlihat begitu pintar. Apakah memang tikus yang terlalu cerdik atau kucing yang kurang waspada, kita tak pernah tahu.
Kisah ini selalu mengingatkan kita akan sifat tikus-tikus yang tak pernah kenyang dan rakus, namun juga cerdik dalam menyiasati keberadaan kucing. Hubungan antara tikus dan kucing, meskipun seringkali terlihat sebagai musuh, tetap memberikan hiburan dan pelajaran tentang kecerdikan dan kelicikan di sekitar kita.
