Mendeteksi Dini Guillain-Barr Syndrome: Panduan Penyakit dan Gejala

Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) telah menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah terjadi peningkatan kasus di Gaza sejak Juni 2025. Menurut WHO, telah terdapat 85 kasus GBS yang dilaporkan. GBS merupakan kelainan autoimun langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf tepi tubuh. Saraf ini bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan otot serta sensasi nyeri, suhu, dan sentuhan pada tubuh. Gejala GBS antara lain mati rasa, kesemutan, hingga kelemahan otot yang bisa menyebabkan kelumpuhan pada penderitanya. Namun, dengan perawatan yang tepat, mayoritas penderita GBS dapat pulih total.

Meskipun termasuk kelainan yang jarang, GBS memiliki perkiraan 100.000 kasus baru setiap tahun di seluruh dunia. Kelainan ini bisa menyerang siapa saja, namun lebih sering terjadi pada usia 30 hingga 50 tahun. Gejala awal GBS biasanya berupa kelemahan otot atau sensasi kesemutan yang muncul secara tiba-tiba pada kedua sisi tubuh, mulai dari kaki dan tungkai, lalu menyebar ke lengan dan wajah.

Gejala GBS dapat berkembang dengan tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari kasus ringan hingga parah. Gejala lain yang mungkin muncul antara lain nyeri otot, kelumpuhan pada kaki, lengan, hingga otot wajah. Diagnosa GBS seringkali sulit dilakukan pada tahap awal karena gejalanya mirip dengan beberapa kelainan neurologis lain. Tes penunjang seperti tes saraf dan spinal tap biasanya dilakukan untuk memastikan diagnosis GBS.

Penderita GBS umumnya memiliki kadar protein yang lebih tinggi dari normal pada cairan serebrospinal serta hasil tes kecepatan hantar saraf dapat membantu dokter menentukan kerusakan yang terjadi. Untuk itu, penting bagi penderita yang mengalami gejala mencurigakan untuk segera mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.

Source link