Keluarga Arya Daru Pangayunan alias ADP, melalui tim penasehat hukumnya, mengungkap sejumlah kecurigaan terkait kematian diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya. Dalam peristiwa tragis ini, terdapat beberapa hal yang di luar kebiasaan dan kejanggalan sebelum Daru ditemukan meninggal di sebuah kos di Jakarta Pusat. Salah satunya adalah terkait dengan jendela kamar kos yang dibuka dengan mudah oleh penjaga kos, meskipun seharusnya sulit karena posisi grendel yang masuk ke lubang jendela.
Selain itu, lampu otomatis yang seharusnya mendeteksi panas tubuh mati, dan lampu di kamar Daru pun tidak menyala. Hal lain yang menimbulkan kecurigaan adalah hasil otopsi yang menemukan kandungan klorfeniramin atau CTM dalam tubuh Daru, meskipun keluarga membantah bahwa Daru tidak memiliki alergi apa pun. Temuan luka lebam dan kondisi kepala yang terbungkus rapi juga menimbulkan pertanyaan.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi terkait, termasuk seorang perempuan berinisial V dan sopir taksi yang mengantar Daru dari Mal Grand Indonesia ke Kantor Kemlu. Keluarga Daru meminta agar proses penyelidikan dilakukan secara transparan dan menyeluruh, serta meminta agar kasus ini diusut lebih lanjut oleh Mabes Polri untuk mengungkap misteri kematian Daru. Meskipun polisi menyatakan bahwa tidak ada unsur pidana dalam kasus ini, keluarga masih merasakan ketidakpuasan dan menuntut kejelasan lebih lanjut.
