Tes DNA memiliki manfaat yang lebih luas daripada sekadar memastikan hubungan biologis. Selain digunakan untuk mencari orang tua kandung atau saudara, tes DNA juga dapat digunakan untuk pelacakan garis keturunan dan mendeteksi risiko penyakit genetik. Di bidang antropologi, tes DNA bahkan digunakan untuk meneliti asal ras atau suku.
Setiap jenis tes DNA memiliki metode dan tujuan yang berbeda. Misalnya, tes DNA autosomal menganalisis 22 pasang kromosom yang diwarisi dari kedua orang tua. Tes ini memberikan informasi garis keturunan dari kedua sisi keluarga, baik paternal maupun maternal. Tes DNA mitokondria, di sisi lain, memeriksa DNA yang terdapat di dalam mitokondria dan digunakan untuk menelusuri garis keturunan maternal. Sementara tes Y-DNA digunakan untuk melacak garis keturunan paternal melalui kromosom Y yang dimiliki laki-laki biologis.
Selain itu, ada juga metode genotyping yang memeriksa sejumlah posisi tertentu dalam DNA yang telah dipilih sebelumnya. Metode ini lebih cepat dan relatif lebih murah dibandingkan sequencing penuh. Terakhir, pengurutan eksom fokus pada bagian DNA yang menyandi protein dan bermanfaat untuk mengidentifikasi mutasi gen yang dapat menyebabkan penyakit genetik. Meskipun metode ini memberikan diagnosis yang lebih cepat untuk penyakit genetik tertentu, tetapi tidak menguji seluruh genom manusia.
Dengan begitu, tes DNA bukan hanya berguna untuk mengetahui hubungan biologis, tetapi juga mampu memberikan informasi tentang garis keturunan, risiko kesehatan, serta asal usul ras atau suku. Berbagai jenis tes DNA ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang genetika individu dan memberikan wawasan yang berharga tentang warisan genetik seseorang.