Para pegiat sound system yang tergabung dalam Paguyuban Sound Malang Bersatu telah mengumumkan istilah baru yang mereka sebut Sound Karnaval. Deklarasi ini dilakukan sebagai respons terhadap kontroversi yang berkembang seputar istilah ‘Horeg’. Dalam perayaan ulang tahun ke-6 Team Sotok di lapangan Desa Gedog Kulon, Turen, Malang, Jawa Timur, mereka secara resmi mengganti istilah ‘Horeg’ dengan ‘Sound Karnaval Indonesia’. Ketua Paguyuban Sound Malang Bersatu, David Stevan, menjelaskan bahwa perubahan nama ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat. Komunitas pengusaha sound system juga tengah menantikan peraturan pemerintah terkait batasan desibel suara dan siap untuk menyesuaikan diri dengannya. Para pengusaha sound berharap pergantian nama ini dapat meredakan kontroversi terkait istilah ‘Sound Horeg’ yang telah berkonotasi negatif. Aturan baru terkait sound horeg di Jawa Timur juga akan segera diumumkan oleh Pemprov Jatim, dengan landasan yang telah ditetapkan. Dalam pengaturan sound horeg, akan ada ketentuan terkait desibel suara, dimensi kendaraan, kegiatan lain yang terlibat, serta rute dan jam penyelenggaraan karnaval sound horeg. Semua pihak diminta untuk menunggu pengumuman aturan tersebut, yang diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan hiburan masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku dan kewajaran.
Alasan Sound Horeg Berubah Nama Menjadi Sound Karnaval

Read Also
Recommendation for You

Kebakaran yang melanda delapan rumah warga di Makassar, Sulawesi Selatan, menyebabkan satu anak perempuan berusia…

Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, sedang menjadi sorotan karena mengaku akan merampok uang negara…

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo melakukan peninjauan langsung di waduk muara Nusa Dua, aliran…

Tiga pelajar SMP di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan tewas setelah terlibat kecelakaan fatal dengan sebuah…

Pasangan Matius Fakhiri-Aryoko Alberto Ferdinand Rumaropen telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua sebagai…