Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa sebanyak 23.347 orang di Indonesia terinfeksi sifilis, penyakit infeksi menular seksual yang sering disebut Raja Singa. Penyakit ini tidak hanya menyebar melalui gaya hidup bebas, tetapi juga menjangkit semua orang tanpa pandang bulu. Menurut Kemenkes, sifilis bukan hanya masalah image, tetapi juga kesehatan yang harus dijaga.
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat menyebabkan masalah serius seperti radang sendi, kerusakan otak, dan bahkan mempermudah HIV masuk ke dalam tubuh. Penularan sifilis dapat terjadi melalui kontak langsung dengan penderita, baik melalui hubungan seksual maupun kontak dengan selaput lendir. Gejala sifilis bisa terjadi pada tahap-tahap tertentu, mulai dari luka di area genital, mulut, atau dubur.
Penyakit ini harus ditangani secara cepat dan tepat untuk menghindari komplikasi yang lebih serius. Pengobatan sifilis biasanya dilakukan dengan satu dosis penisilin jika penyakit terdeteksi dalam setahun pertama. Namun, bagi yang alergi terhadap penisilin, ada opsi pengobatan lain yang bisa diberikan oleh dokter. Penting untuk mengikuti pengobatan secara tepat dan menghindari kontak fisik dengan orang lain selama proses penyembuhan.
Meskipun sifilis dapat disembuhkan jika ditangani sedini mungkin, infeksi yang sudah menyebar dan merusak organ tubuh mungkin sulit untuk diobati. Oleh karena itu, Kemenkes mengimbau agar masyarakat lebih peduli terhadap penyakit ini, melakukan pemeriksaan secara rutin, serta mengetahui gejala-gejala yang mungkin timbul. Pencegahan dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius yang dapat terjadi akibat sifilis.