Kopi dan Pengaruhnya Terhadap Pergerakan Usus
Banyak orang mengetahui bahwa kopi mengandung kafein, zat diuretik yang dapat meningkatkan produksi urine. Namun, kafein juga dapat mempengaruhi pergerakan usus. Konsultan senior dan ahli bedah kolorektal di Colorectal Clinic Associates, Sulaiman Bin Yusof, menjelaskan bahwa kopi mengandung senyawa-senyawa lain seperti asam klorogenat, asam sitrat, asam asetat, flavonoid, dan tanin yang merangsang aktivitas di usus besar. Berdasarkan penelitian, rasa pahit kopi juga berperan dalam merangsang lambung.
Asam klorogenat dalam kopi dapat merangsang kerja usus dan memperkuat efek kafein pada usus besar, menurut konsultan senior di Divisi Gastroenterologi & Hepatologi, Departemen Kedokteran, Rumah Sakit Universitas Nasional, Kewin Siah. Meskipun tidak semua orang merespons hal ini, sekitar 30 persen partisipan merasakan dorongan buang air besar setelah minum kopi. Faktor seperti kadar kafein, jenis kopi, dan metode penyeduhan juga mempengaruhi respons tubuh terhadap kopi.
Penambahan gula dan susu dalam kopi juga dapat memengaruhi pergerakan usus, karena gula dapat merangsang pelepasan insulin. Hal ini dapat memicu peningkatan pergerakan usus pada beberapa individu. Zat-zat tertentu dalam gula dapat mengakibatkan gejala seperti gas, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar.
Meskipun kopi bisa berfungsi sebagai suplemen alami untuk membantu memperlancar buang air besar, jika seseorang mengalami sembelit yang persisten, sebaiknya dilakukan pemeriksaan usus besar untuk mengecualikan kondisi serius. Khususnya jika sembelit disertai gejala lain seperti perdarahan atau nyeri perut. Selalu penting untuk memperhatikan dampak minum kopi terhadap pergerakan usus dan memastikan kesehatan pencernaan tetap optimal.