Dosen dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Frans Asisi Datang, membawa pemahaman yang mendalam tentang percakapan yang terjadi dalam kasus tindak pidana korupsi. Frans mengungkapkan bahwa percakapan dalam kasus korupsi selalu sarat dengan teka-teki, tidak transparan, dan tidak lugas seperti percakapan sehari-hari. Frans memberikan contoh dari penanganan kasus korupsi sebelumnya yang melibatkan mantan Sekretaris Jenderal Golkar untuk mendukung pendapatnya.
Frans juga menjelaskan bahwa dalam komunikasi tertulis, pemilihan kata-kata bisa dipengaruhi oleh latar belakang seseorang, terutama oleh jabatannya. Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin kompleks cara mereka menyampaikan informasi. Frans juga menyebutkan bahwa konteks komunikasi sangat penting, terutama dalam kasus-kasus korupsi dan politik.
Dalam sidang kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan terhadap Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, KPK menggunakan hasil sadapan alat komunikasi untuk mendukung penuntutan. Jaksa meyakini bahwa Hasto terlibat dalam kasus suap dan merintangi penyidikan terhadap Harun Masiku. Saksi-saksi dari KPK dan internal PDIP serta KPU RI juga telah dipanggil untuk memberikan kesaksian dalam persidangan ini. Semua pembicaraan dalam sidang ini menjadi upaya untuk membongkar kasus korupsi dan memastikan keadilan tercapai.
