Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, telah berjanji untuk mengubah SOP pemusnahan amunisi setelah insiden ledakan di Garut. Dia menyatakan rencana tersebut setelah hadir di rapat tertutup dengan Komisi I DPR. Agus mengakui bahwa lokasi pemusnahan amunisi sebelumnya sudah jauh dari pemukiman warga, namun amunisi yang kedaluwarsa lebih sensitif dan rentan meledak. Dia menyatakan kasus tersebut akan menjadi masukan penting agar prosedur pemusnahan amunisi dapat diperbarui untuk meningkatkan keamanan personel yang terlibat.
Agus juga mengungkapkan bahwa insiden ledakan di Garut telah sesuai dengan SOP yang ada. Insiden tersebut mengakibatkan 13 orang tewas, termasuk warga sipil yang diduga pemulung. Namun, pihak keluarga korban membantah klaim ini dan menyebut bahwa korban telah lama membantu TNI dalam pemusnahan amunisi. Agus menegaskan bahwa rapat dengan Komisi I DPR membahas isu strategis terkait insiden tersebut. Tindakan Agus untuk memperbarui SOP pemusnahan amunisi merupakan langkah yang diambil untuk meningkatkan keamanan personel dalam melaksanakan tugas tersebut.