Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang sangat populer karena kaya akan protein nabati, bergizi tinggi, serta harganya yang terjangkau. Rasanya yang gurih, teksturnya yang padat, dan kemampuannya diolah menjadi berbagai macam hidangan membuat tempe digemari oleh banyak orang. Namun, seringkali orang kebingungan tentang bagaimana cara menyimpan tempe dengan benar agar tetap segar dan tahan lama.
Masalah umum yang sering terjadi saat menyimpan tempe adalah perubahan warna, bau asam, atau bahkan berlendir. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beberapa tips agar tempe bisa bertahan hingga berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan tanpa kehilangan rasa dan kualitas.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyimpan tempe di dalam kulkas untuk konsumsi dalam waktu 3-5 hari. Bungkus tempe dengan kertas atau tisu dapur bersih, lalu simpan di dalam wadah tertutup atau plastik berlubang. Hindari membungkus tempe dalam plastik rapat agar menghindari kelembapan berlebih.
Selain itu, untuk penyimpanan jangka panjang, tempe bisa disimpan di dalam freezer. Potong tempe sesuai porsi masak, masukkan ke dalam wadah kedap udara atau plastik zipper, lalu bekukan. Tempe beku bisa bertahan hingga 2-3 bulan tanpa mengubah rasa secara signifikan.
Penting juga untuk mengukus tempe terlebih dahulu sebelum disimpan, karena proses pengukusan ini dapat membantu membunuh bakteri yang mempercepat pembusukan. Alternatif lainnya adalah mengeringkan tempe dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari hingga kering, untuk dijadikan keripik atau dimasak kembali dengan cara digoreng.
Tempe sebaiknya tidak dibiarkan di suhu ruang terlalu lama, terutama dalam cuaca panas, karena bisa menyebabkan perubahan warna dan bau yang tidak sedap. Dengan mengetahui cara menyimpan tempe yang tepat, kita bisa menghemat waktu dan uang, terutama jika membeli dalam jumlah banyak. Dengan beberapa metode penyimpanan yang tepat, tempe bisa tetap segar, lezat, dan bergizi saat diolah kapan saja. Selamat mencoba!
