Berita  

Mahasiswa Unair Ditemukan Meninggal Dalam Kendaraan di Sidoarjo

Surabaya (ANTARA) – Polisi sedang menyelidiki kasus mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya yang ditemukan tewas dalam mobil di halaman apartemen di Jalan H. Anwar Hamzah, Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Minggu pagi.

Kasat Reskrim Polsek Waru AKP Ahmad Yani kepada wartawan di Sidoarjo, pada hari Minggu, mengatakan bahwa mahasiswa yang ditemukan meninggal itu bernama CA, berasal dari Kediri, dan berusia 21 tahun.

Dalam mobil dengan nomor polisi AG 1484 BY, dimana CA ditemukan tewas, polisi menemukan beberapa barang pribadi milik korban seperti telepon genggam dan kartu identitas diri.

Selain itu, ada sebuah tabung helium beserta selang yang mengarah ke kantong plastik yang membalut kepala korban, dan ada juga surat wasiat berbahasa Inggris.

“Ada telepon genggam, dompet korban, dan tabung helium. Suratnya berbahasa Inggris,” kata Ahmad Yani.

Surat berbahasa Inggris itu ditujukan kepada orang tua, sahabat, dan orang-orang terdekat korban. Namun, Yani enggan mengungkapkan isi surat tersebut karena masih dalam proses penyelidikan.

“Hal ini masih berbahasa Inggris, saya masih bingung tentang ini,” katanya.

Hingga saat ini, polisi belum dapat memastikan penyebab kematian CA karena otopsi masih sedang dilakukan.

“Kita tunggu otopsi dulu, belum tahu penyebab kematian korban,” katanya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unair, Prof. Dr. Murni Lamid, saat dimintai konfirmasi terpisah, mengaku terkejut dengan kabar duka yang menimpa mahasiswanya tersebut.

Murni mengatakan bahwa saat ini CA sedang menjalani program pendidikan dokter hewan, yaitu program co-asistensi, dan sekarang akan memasuki divisi baru.

“Saya cukup kaget dan khawatir dengan berita tadi. Saya telah menangis karena ini adalah berita mendadak, dan kami sangat terpukul,” kata Murni.

Menurut Murni, korban CA dikenal memiliki kepribadian yang baik dan memiliki banyak teman dan sahabat.

CA juga berada di kelompok 41, yang pada hari Senin akan memulai program co-asistensi di divisi parasitologi.

“Saya mendapatkan kabar ini dari keluarganya bukan dari polisi. Katanya di ruang jenazah, hanya ada dua bibi dan paman, satu dosen dari universitas, sedangkan yang lainnya tidak ada,” kata Murni.

Rencananya, jenazah CA akan dikembalikan ke kampung halamannya di Kediri untuk dimakamkan setelah otopsi selesai.