Bulan Kesadaran Kanker Darah 2025: Fakta tentang Multiple Myeloma

Selama beberapa tahun terakhir, Santyna Sanjaya mengalami kelelahan terus-menerus dan nyeri berulang yang dia kira sebagai bagian dari proses penuaan. Namun, setelah mengalami kolaps, dia baru menyadari bahwa penyebab kesakitan di tubuhnya adalah penyakit Multiple Myeloma. Santyna adalah seorang penyintas Multiple Myeloma yang berbagi kisahnya dalam acara Edukasi Media ‘Sadari, Pahami, dan Berdamai dengan Multiple Myeloma’ di bulan Kesadaran Kanker Darah tahun 2025. Ia menceritakan bagaimana gejala yang semakin parah akhirnya membawanya untuk memeriksakan diri dan didiagnosis dengan Multiple Myeloma setelah empat bulan. Selama proses pemulihannya, informasi terbatas tentang kondisinya membuatnya harus mencari pemahaman tambahan sampai ke luar negeri.

Multiple Myeloma adalah jenis kanker darah yang menyerang sel plasma di sumsum tulang, mengganggu produksi antibodi dan mendorong pertumbuhan sel mieloma abnormal. Di Indonesia, lebih dari 3 ribu kasus baru Multiple Myeloma didiagnosis setiap tahun, menunjukkan bahwa kanker ini masih menjadi beban kesehatan masyarakat. Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menekankan pentingnya deteksi dini dalam menurunkan tingkat kematian akibat kanker, serta pembentukan strategi pencegahan dan pengendalian kanker yang komprehensif.

Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, Ikhwan Rinaldi, memberikan penjelasan tentang gejala dan faktor risiko Multiple Myeloma, serta pentingnya deteksi dini untuk pengobatan yang lebih efektif. Sebagai penyakit yang sering terdiagnosis pada stadium lanjut, edukasi dan kesadaran publik tentang Multiple Myeloma sangat diperlukan untuk meningkatkan kemungkinan kesintasan pasien. Berbagai terapi inovatif kini tersedia di Indonesia, memberikan harapan bagi pasien untuk tetap menjalani kehidupan dengan kualitas yang baik.

Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran akan Multiple Myeloma, kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, organisasi pasien, serta media dibutuhkan, seperti yang diungkapkan oleh General Manager Takeda, Andreas Gutknecht, dan Ketua Organisasi Pasien Multiple Myeloma Indonesia, Abraham Michael. Dukungan dan edukasi yang tepat dapat membantu pasien merasa tidak sendirian dalam menghadapi perjalanan panjang penyakit ini. Santyna sendiri merasa bersyukur atas dukungan yang diterimanya dan berharap akses terhadap pengobatan yang lebih baik dapat diberikan kepada semua pasien Multiple Myeloma di Indonesia.

Source link