PENYAKIT beri-beri disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 atau tiamin, yang berperan dalam mengubah karbohidrat menjadi energi dan menjaga kesehatan tubuh. Kekurangan vitamin ini bisa menyebabkan kerusakan organ dan gejala seperti kelemahan fisik hingga gangguan pada saraf dan jantung. Pada abad ke-19, beri-beri menjadi masalah kesehatan utama di Asia, terutama akibat konsumsi beras putih yang sudah kehilangan vitamin B1. Meski kasusnya menurun, kondisi ini masih berisiko bagi kelompok tertentu seperti penderita gangguan pencernaan dan individu dengan pola makan buruk. Sejarah penyakit beri-beri dimulai di Indonesia, ketika dokter Belanda Christiaan Eijkman menemukan bahwa selama proses penggilingan beras, zat penting dalam beras yang melindungi tubuh dari beri-beri hilang. Peneliti lain seperti Adophe Vorderman juga meneliti dampak pola makan terhadap kesehatan fisik. Penemuan Eijkman pada akhirnya membawa perubahan pada pemahaman dunia tentang nutrisi dan kesehatan, namun ironisnya, masyarakat di Jawa masih menderita dampak buruk dari konsumsi beras putih giling. Pengetahuan ini menggambarkan bagaimana Indonesia memiliki tempat dalam sejarah ilmu pengetahuan, meskipun tidak secara langsung.
Sejarah Penemuan Beri-beri: Eijkman Nobel dari Batavia

Read Also
Recommendation for You

Infeksi cacing usus atau cacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak negara, termasuk Indonesia….

GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi yang sering dialami oleh penderita maag parah. Dalam…

Asam lambung naik, atau yang dikenal sebagai GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), adalah kondisi yang menyebabkan…

Jalan kaki adalah salah satu aktivitas fisik yang mudah dilakukan dan memiliki banyak manfaat, termasuk…

Kasus cacingan di Indonesia yang sering dianggap remeh oleh masyarakat telah menjadi sorotan Direktur Pascasarjana…