Demonstrasi terus berlanjut setelah insiden kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tertabrak oleh kendaraan taktis Brimob. Ketegangan semakin meningkat dengan bentrokan di berbagai kota, termasuk penggunaan senjata kimia seperti gas air mata terhadap para demonstran. Presiden Prabowo Subianto menyerukan agar masyarakat tetap waspada terhadap oknum-oknum yang mencoba menciptakan kekacauan.
Di tengah situasi ini, Prabowo Subianto meminta seluruh warga negara untuk tetap tenang dan memiliki kepercayaan kepada pemerintah yang dipimpinnya, yang akan bertindak sebaik mungkin untuk kepentingan rakyat. Polisi terus mengeluarkan gas air mata secara intensif untuk membubarkan massa yang melakukan tindakan kekerasan terhadap aparat keamanan.
Paparan gas air mata tidak hanya berdampak pada iritasi mata secara fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya. Organisasi Physicians for Human Rights (PHR) menyatakan bahwa gas air mata dapat menyebabkan efek yang serius, termasuk pada mata, sistem pernapasan, kulit, dan kesehatan mental. Berbagai kondisi seperti kebutaan sementara, gangguan pernapasan, iritasi kulit, gangguan kardiovaskular, dan efek psikologis dapat terjadi akibat paparan gas air mata.