Berita  

Koster: Banjir Bali Bukan karena Lahan, Walhi Bantah

Gubernur Bali, Wayan Koster membantah asumsi bahwa banjir besar di kota Denpasar disebabkan oleh masifnya ahli fungsi lahan. Menurut Koster, ahli fungsi lahan hanya terjadi di kawasan Kuta Utara, Kabupaten Badung, dan di kawasan Kabupaten Gianyar, bukan di Denpasar. Koster juga menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terkait banjir yang terjadi di wilayah Denpasar, terutama menelusuri sungai-sungai besar seperti Sungai Tukad Badung. Di sisi lain, Direktur Eksekutif Walhi Bali, Made Krisna Dinata alias Bokis, membantah pernyataan Koster. Menurut Bokis, terdapat data yang menunjukkan bahwa ahli fungsi lahan di Denpasar mengalami perubahan signifikan dalam kurun waktu 2018-2023.

Bokis juga menegaskan bahwa banjir besar di Bali dipicu oleh degradasi lingkungan akibat alih fungsi lahan, di mana lahan pertanian beralih menjadi bangunan. Penurunan lahan sawah juga terjadi di empat kabupaten di Bali, yakni Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Hal ini mengakibatkan berkurangnya luas lahan pertanian khususnya sawah. Bokis juga menyebut bahwa tata ruang Bali yang buruk, pembangunan di kawasan rawan bencana, dan pembangunan akomodasi pariwisata yang melanggar tata ruang menjadi faktor penting yang berkontribusi pada rentannya Bali terhadap bencana, termasuk banjir.

Untuk memitigasi ancaman bencana di masa depan, Bokis menyarankan untuk menghentikan alih fungsi lahan dan pembangunan akomodasi pariwisata massif. Pemerintah juga perlu menegakkan tata ruang dan memulihkan lahan kritis di Bali. Jika tidak ada langkah tegas terhadap ahli fungsi lahan, Bokis meyakini bahwa banjir akan terus mengancam Bali.

Source link