6 Penyakit Pasca Banjir yang Perlu Diwaspadai

Banjir melanda enam kabupaten/kota di Bali pada 9 September 2025 lalu akibat hujan ekstrem. Selain meninggalkan kerusakan fisik, banjir juga membawa risiko kesehatan yang harus diwaspadai. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa banjir terjadi di Kota Denpasar, beberapa kabupaten lainnya di Bali. Lingkungan yang kotor dan lembap setelah banjir dapat menjadi pangkal munculnya berbagai penyakit, sehingga penting bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mereka pasca bencana banjir.

Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai setelah banjir antara lain diare dan penyakit saluran cerna lainnya. Kotoran dan bakteri dari banjir sering mencemari sumber air bersih seperti sumur dangkal, menyebabkan risiko penyakit diare dan demam tifoid meningkat. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga merupakan ancaman setelah banjir karena kualitas udara yang memburuk dan meningkatnya paparan patogen. Tidak hanya itu, penyakit kulit, demam berdarah dengue (DBD), leptospirosis, dan bahkan penyakit kronis yang memburuk juga berpotensi muncul setelah banjir.

Adanya sampah yang tergenang air setelah banjir juga dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti yang menularkan DBD. Leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, juga bisa menyerang manusia melalui air yang tercemar oleh urin hewan. Banjir yang berkepanjangan juga dapat membuat kondisi penderita penyakit kronis semakin memburuk karena terpapar stres dan lingkungan yang tidak mendukung.

Untuk mengurangi risiko terkena berbagai penyakit pasca banjir, penting bagi masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan sabun, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang bersih. Jika mengalami gejala penyakit, segera konsultasikan dengan ahli medis untuk penanganan lebih lanjut.

Sumber: Tempo Gaya

Source link