Stetoskop telah menjadi alat kedokteran yang sangat berguna selama lebih dari 200 tahun untuk mendeteksi penyakit manusia. Kini, dengan teknologi AI, stetoskop hadir dalam versi pintar yang diklaim dapat mendeteksi tiga kondisi jantung sekaligus, mulai dari gagal jantung, penyakit katup jantung, hingga fibrilasi atrium, dalam hitungan detik. Alat ini dikembangkan oleh tim dari Imperial College London dan menggunakan chest piece yang diganti dengan alat seukuran kartu remi yang ditempelkan di dada pasien.
Dengan menggabungkan sinyal listrik jantung (ECG) dan suara aliran darah, alat ini kemudian mengirimkan data ke cloud untuk dianalisis oleh AI. Hasil analisis dapat langsung dilihat di smartphone untuk memberikan indikasi apakah pasien berisiko atau tidak. Uji coba besar dilakukan di lebih dari 200 praktik dokter umum di London, melibatkan 12.725 pasien. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien yang diperiksa dengan stetoskop AI memiliki kemungkinan 2,33 kali lebih tinggi untuk terdiagnosis gagal jantung dalam 12 bulan ke depan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan alat ini.
Perangkat tersebut juga terbukti lebih efektif dalam mendeteksi fibrilasi atrium dan penyakit katup jantung. Hasil riset ini diharapkan dapat menjadi terobosan besar dalam dunia kedokteran, karena diagnosis dini dapat dilakukan di ruang praktik dokter, memungkinkan pasien untuk segera mendapatkan perawatan yang tepat. Presentasi hasil riset yang diberi nama Tricorder dilakukan di European Society of Cardiology Congress di Madrid. Uji coba akan terus diperluas ke wilayah lain seperti Wales, London selatan, dan Sussex. Apakah stetoskop pintar ini benar-benar akan mengubah cara dokter mendeteksi penyakit jantung di masa depan atau masih ada keraguan mengenai hasil diagnosis tanpa arahan dokter, hal tersebut menjadi pertanyaan menarik untuk diperdebatkan.