Mineral seperti kalsium dan magnesium dapat memainkan peran penting dalam mengatasi gangguan tidur seperti insomnia. Kedua mineral ini diyakini ahli gizi dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang. Kalsium membantu produksi melatonin dan mendukung fase tidur dalam tubuh, sementara magnesium membantu otot beristirahat, mengatur neurotransmiter, dan mencegah kram malam. Kadar kalsium tinggi dalam tubuh pada tahap tidur terdalam, Rapid Eye Movement (REM), dapat memberikan efek signifikan terhadap tidur. Kekurangan kalsium mungkin mengganggu fase tidur REM atau bahkan menghilangkannya sama sekali, mengakibatkan gangguan tidur. Kekurangan kalsium dan magnesium juga dapat menyebabkan gangguan tidur yang membuat seseorang sulit tertidur atau terbangun di tengah malam.
Magnesium, khususnya dalam bentuk magnesium glycinate, telah menjadi populer sebagai suplemen yang mendukung tidur. Meskipun bukti ilmiah tentang hubungan magnesium dengan tidur masih bervariasi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa magnesium dapat membantu seseorang tidur lebih cepat dan tidak terbangun terlalu dini. Selain itu, hubungan magnesium dengan neurotransmiter GABA dapat membantu seseorang tidur lebih nyenyak dengan fase REM yang lebih baik. Namun, orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes tipe 2, penyakit pencernaan, konsumsi alkohol berlebihan, atau penggunaan obat tertentu dapat berisiko mengalami defisiensi magnesium.
Meskipun sebagian besar orang bisa mendapatkan magnesium dari makanan sehari-hari seperti biji labu, bayam, almond, pisang, dan beras merah, kekurangan magnesium dapat menyebabkan gejala seperti nafsu makan menurun, kelelahan, kram otot, dan detak jantung tidak teratur. Ada berbagai bentuk magnesium yang dapat digunakan, tetapi magnesium glycinate sering direkomendasikan untuk mendukung kualitas tidur karena sifatnya yang menenangkan. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi suplemen magnesium.