Lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir di sejumlah negara di Asia Tenggara menjadi perhatian serius. WHO telah menetapkan varian Nimbus sebagai varian baru yang perlu dimonitor. Meskipun belum ada rilis resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai peningkatan kasus di dalam negeri, keluhan masyarakat terhadap gejala batuk dan pilek meningkat, menunjukkan potensi tren serupa. Dosen Program Studi Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di UMY, Fitria Nurul Hidayah, menjelaskan bahwa meningkatnya mobilitas, penurunan disiplin dalam penggunaan masker dan cuci tangan, serta melemahnya daya tahan tubuh karena efektivitas vaksinasi yang menurun menjadi faktor kontribusi potensi kenaikan kasus Covid-19.
Meskipun terjadi penurunan tren kasus Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir, pemerintah mengeluarkan surat edaran sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus, khususnya setelah temuan varian baru MB.1.1. Fitria menekankan perlunya masyarakat tetap waspada dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan termasuk menggunakan masker, menjaga kebersihan, dan memperbarui vaksinasi. Langkah pencegahan yang disarankan antara lain menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan menerapkan etika batuk yang baik. Fitria juga mendorong pemerintah untuk mempersiapkan langkah strategis ke depan dengan mengalokasikan anggaran untuk riset vaksin dalam negeri agar Indonesia lebih mandiri menghadapi kemungkinan pandemi di masa depan.