Penderita hipertensi dapat merasakan manfaat dari berbagai jenis olahraga yang dapat membantu mengendalikan tekanan darah. Aktivitas fisik secara teratur terbukti dapat menurunkan risiko hipertensi seiring bertambahnya usia seseorang. Salah satu jenis latihan yang efektif adalah latihan isometrik, yang melibatkan kontraksi otot tanpa pergerakan sendi seperti plank, wall sit, squat rendah, glute bridge, dan pose yoga. Dalam sebuah studi, wall sit terbukti menjadi latihan isometrik paling efektif dalam menurunkan tekanan darah. Melakukan latihan ini tiga kali seminggu selama 17 menit per sesi sudah cukup untuk memberikan dampak signifikan terhadap tekanan darah.
Selain latihan isometrik, latihan resistensi dinamis juga terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah diastolik. Berbeda dengan latihan isometrik, latihan ini melibatkan gerakan otot secara penuh untuk melawan beban, contohnya push-up, biceps curl, lunge, crunch, leg raise, dan deadlift. Studi menunjukkan bahwa latihan resistensi dinamis dapat meningkatkan kemampuan jantung dalam memompa darah serta memperbaiki fungsi dinding pembuluh darah, yang berkontribusi pada penurunan tekanan darah secara keseluruhan.
Selain itu, olahraga kardiovaskular atau aerobik juga dapat membantu menurunkan tekanan darah sekaligus memperkuat jantung. Jenis olahraga ini melibatkan kelompok otot besar dan meningkatkan detak jantung, seperti jalan cepat, jogging, berlari, bersepeda, berenang, lompat tali, jumping jack, burpees, hingga aerobik air. Para ahli merekomendasikan agar orang dewasa melakukan setidaknya 150 menit olahraga aerobik intensitas sedang atau 75 menit dengan intensitas tinggi per minggu. Meskipun ada pilihan latihan lain yang juga bermanfaat, olahraga aerobik tetap dianggap efektif dalam menurunkan tekanan darah. Dalam sebuah tinjauan sistematis, lari disebut sebagai olahraga aerobik paling efektif dalam menurunkan tekanan darah atau hipertensi.