Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, mengungkapkan bahwa berbagai jenis amunisi meledak selama proses pemusnahan di Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV, Kristomei menjelaskan bahwa amunisi yang meledak termasuk MKK, MKB, dan berbagai kaliber besar hingga kecil seperti pistol, S1, 5.56, dan 7.62. Dia juga menekankan pentingnya memusnahkan amunisi yang telah kedaluwarsa untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Kristomei tidak menyebutkan jumlah total amunisi yang meledak tetapi mengatakan bahwa setiap amunisi memiliki masa kedaluwarsa yang harus dihormati. Pihaknya secara teratur melakukan pemusnahan amunisi di daerah Garut agar tetap aman. Kristomei menegaskan bahwa penanganan amunisi yang kedaluwarsa sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Kolonel Inf Mahmuddin, Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi, menjelaskan bahwa pemusnahan amunisi dilakukan dengan penuh ketelitian dan keamanan. Setelah proses pemusnahan amunisi selesai, tim TNI menemui insiden ledakan yang menyebabkan 13 orang tewas. Mahmuddin menegaskan bahwa penyelidikan terkait penyebab ledakan tersebut masih dalam proses.
Seluruh korban yang meninggal dunia telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk tindakan lebih lanjut. Daftar empat anggota TNI dan sembilan warga sipil yang meninggal dunia akibat kejadian tersebut juga telah diumumkan. Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan untuk memahami kejadian ini secara menyeluruh.