Pro dan kontra terkait uji klinis vaksin tuberkulosis (TBC) yang didanai oleh pendiri Gates Foundation, Bill Gates, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menegaskan bahwa vaksin TBC tersebut sedang dalam uji klinis, bukan uji coba, dan proses uji klinis berjalan dengan aman. Dijelaskan bahwa vaksin tersebut telah melewati beberapa tahap uji klinis sebelumnya dan telah diawasi secara ketat oleh berbagai pihak, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia, BPOM, Kementerian Kesehatan, dan para ahli vaksin TBC baik di tingkat nasional maupun global.
Uji klinis vaksin tuberkulosis yang didanai oleh Gates Foundation telah dikembangkan sejak awal 2000. Sebelum memasuki fase uji klinis, vaksin tersebut melewati penilaian praklinis untuk memastikan keamanan dan kemanjurannya. Fase demi fase uji klinis tersebut dijelaskan secara jelas, mulai dari fase pertama hingga fase ketiga, dengan melibatkan partisipan manusia dalam skala yang semakin besar.
Menurut penjelasan dari Kementerian Kesehatan, uji klinis vaksin TBC M72 ini bertujuan untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitasnya dalam mencegah TBC paru pada individu dewasa dengan infeksi TB laten yang tidak terinfeksi HIV. Total partisipan uji klinis ini mencapai 20.081 orang dari lima negara, dengan Afrika Selatan sebagai kontributor terbesar diikuti oleh negara lain seperti Kenya, Indonesia, Zambia, dan Malawi.
Meskipun uji klinis vaksin TBC di Indonesia telah dilakukan sejak tahun sebelumnya, isu ini kembali mencuat setelah pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Bill Gates di Istana Jakarta. Dede Leni Mardianti turut memberikan sumbangsih dalam informasi ini.