Kesehatan mental semakin menjadi fokus perhatian, dengan Kementerian Kesehatan mewajibkan skrining psikologis setiap 6 bulan bagi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis. Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah kasus kejahatan yang melibatkan peserta PPDS, seperti kasus dokter residen yang memperkosa keluarga pasien. Skrining psikologis adalah serangkaian pertanyaan standar yang membantu tenaga medis mengenali tanda-tanda gangguan mental. Tes ini penting untuk mendeteksi masalah kesehatan mental sejak dini dan bisa disesuaikan dengan berbagai kelompok usia. Pemeriksaan kesehatan mental membantu menentukan risiko gangguan mental, kebutuhan tes lanjutan, serta perawatan yang diperlukan. Jenis tes kesehatan jiwa seperti MMPI, PHQ-9, BDI, STEPI, dan Yale-Brown Obsessive Compulsive Scale digunakan untuk mendiagnosis gangguan mental seperti depresi, skizofrenia, dan gangguan obsesif-kompulsif. Tes ini penting untuk memastikan diagnosis yang tepat dan efektivitas pengobatan. Dengan pemeriksaan kesehatan mental yang teratur, banyak orang dengan gangguan mental bisa pulih sepenuhnya.
Mengenal Skrining Kesehatan Mental & Pemeriksaannya

Read Also
Recommendation for You

Infeksi cacing usus atau cacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak negara, termasuk Indonesia….

GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi yang sering dialami oleh penderita maag parah. Dalam…

Asam lambung naik, atau yang dikenal sebagai GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), adalah kondisi yang menyebabkan…

Jalan kaki adalah salah satu aktivitas fisik yang mudah dilakukan dan memiliki banyak manfaat, termasuk…

Kasus cacingan di Indonesia yang sering dianggap remeh oleh masyarakat telah menjadi sorotan Direktur Pascasarjana…