Hipertensi, yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi di mana aliran darah arteri tiba-tiba menyempit, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu 120/80 mm Hg. CDC melaporkan bahwa hipertensi merupakan penyebab dari 24% kasus penyakit jantung pada orang dewasa, serta dapat menyebabkan risiko stroke, yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.
Namun, hipertensi seringkali disebut sebagai “silent killer” karena sering tidak menunjukkan gejala yang jelas. Diagnosa hipertensi hanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan rutin oleh dokter. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi selama bertahun-tahun, yang dapat memperparah kondisi kesehatan mereka.
Ada tiga kategori hipertensi, yaitu tahap 1 (sistolik 130-139 mm Hg atau diastolik 80-89 mm Hg), tahap 2 (sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi atau diastolik 90 mm Hg atau lebih tinggi), dan krisis hipertensi (tekanan darah sangat tinggi yang memerlukan perhatian medis segera).
Orang dengan diabetes atau gaya hidup yang mengandalkan konsumsi natrium tinggi berisiko lebih tinggi terkena hipertensi. Oleh karena itu, penting untuk memperbaiki gaya hidup dengan menjaga pola makan sehat, mengelola stres, serta menghindari konsumsi alkohol dan tembakau. Kedua zat tersebut dapat merusak aliran darah arteri dan meningkatkan risiko terkena hipertensi.
Dalam upaya mencegah hipertensi yang tidak terdeteksi, perubahan gaya hidup yang sehat dan berkualitas sangat dianjurkan. Dengan upaya tersebut, diharapkan risiko terkena hipertensi dapat diminimalkan sehingga kualitas hidup pun dapat lebih baik.