Peringatan Hari Buruh May Day digelar di Jakarta pada Kamis (1/5) kemarin. Aksi May Day kali ini terbagi di dua lokasi yaitu Monas dan di depan Gedung DPR RI. Presiden Prabowo Subianto turut hadir dalam acara May Day di Monas dan memberikan pidato di hadapan ribuan buruh yang turut hadir. Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, aksi May Day di Jakarta diikuti oleh Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) yang enggan bergabung dengan aksi May Day di Monas yang dihadiri oleh Prabowo. Mereka menekankan bahwa ini adalah momentum perlawanan bagi kaum buruh dan belum saatnya untuk bermesraan dengan pemerintah.
Di sisi lain, aksi May Day di depan Gedung DPR diikuti oleh sejumlah organisasi seperti Serikat Buruh, Serikat Petani, Serikat Nelayan, Organisasi Mahasiswa, Organisasi Perempuan, dan organisasi masyarakat sipil lainnya. Sementara di Monas, aksi May Day diikuti oleh serikat buruh dari KSPI dan KSPSI serta elite pimpinan lembaga seperti Ketua DPR RI, Wakil Ketua DPR, Ketua MPR RI, dan Menteri Sekretaris Negara.
Prabowo Subianto juga menyampaikan pidato di aksi May Day di Monas dan menjanjikan langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraan kaum buruh, seperti menghapus sistem outsourcing dan membahas RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT). Pemerintah juga klaim akan memenuhi 6 tuntutan aksi May Day di Monas, termasuk perlindungan buruh dalam UU Ketenagakerjaan yang baru, penolakan outsourcing, dan desakan pengesahan RUU Perampasan Aset serta PPRT.
Namun, aksi May Day di depan Gedung DPR secara tegas dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian atas aksi anarkis yang dilakukan beberapa individu. Sejumlah tuntutan seperti pencabutan UU Cipta Kerja, sahkan RUU Ketenagakerjaan Pro Buruh, dan berikan kepastian kerja yang layak bagi buruh disampaikan massa selama aksi tersebut. Polisi juga menangkap 13 orang yang diduga anarko dan menyusup dalam aksi May Day di depan Gedung DPR RI.