Berita  

Kepala Staf Angkatan Darat: Kesempatan untuk Merelokasi Permukiman di Dekat Gudmurah Dibuka

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan bahwa terdapat peluang untuk merelokasi permukiman penduduk yang berada dekat Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

“Ya, ada kemungkinan (relokasi). Semua ada, pasti ada, nanti jadi hasil evaluasi,” kata Maruli di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada hari Minggu.

Hal tersebut dikatakan Maruli sebagai tanggapan atas peristiwa kebakaran dan ledakan yang terjadi di Gudmurah Kodam Jaya di Desa Ciangsana pada Sabtu (30/3) malam.

Meskipun demikian, KSAD menjelaskan bahwa pembahasan relokasi akan didiskusikan lebih lanjut, termasuk mengenai kemungkinan teknis pelaksanaannya.

“Kami akan mencari tahu bagaimana teknisnya, apakah memungkinkan bagi kami, misalnya, apakah kondisinya hanya terganggu atau terancam, dan ternyata kami bisa mengatasi. Apakah kita bisa melakukannya tanpa terganggu oleh suara-suara yang ada? Semua itu akan kami diskusikan,” jelasnya.

Maruli menyampaikan bahwa lokasi Gudmurah sudah berada di sana sejak tahun 1987.

“Sebenarnya, permukiman ini sudah ada sejak dulu. Kami sudah berada di sini sejak dulu, begitu. Semua kompleks militer akhirnya mendekati masyarakat, tetapi dengan kondisi saat ini, kami akan melakukan evaluasi lebih lanjut,” katanya.

Meskipun Gudmurah berada dekat dengan permukiman warga, Maruli menegaskan bahwa secara keselamatan sudah cukup baik.

“Sudah cukup baik. Kami akan melihat lagi apakah ada gangguan atau risiko lainnya, sehingga kami akan melakukan evaluasi,” ujarnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyatakan bahwa berdasarkan dugaan sementara, penyebab kebakaran Gudmurah Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, disebabkan oleh amunisi kedaluwarsa yang sensitif.

“Possibly, itu salah satunya. Ya,” kata Agus Subiyanto di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada hari Minggu.

Agus menjelaskan bahwa amunisi kedaluwarsa cenderung sensitif atau labil sehingga jika terkena gesekan atau panas dapat dengan mudah meledak.

“Karena itu, kami memiliki SOP penggudangan di bawah tanah. Penyimpanan di bawah tanah karena sifatnya yang labil dan bisa meledak sewaktu-waktu, itulah SOP kami. Harus disimpan di bawah tanah, dijaga dengan tanggul, dan jauh dari pemukiman masyarakat,” jelasnya.

Meskipun begitu, ia menyatakan bahwa pihaknya masih mencari penyebab pasti dari kebakaran yang terjadi di Gudmurah.

“Ya, masih dalam tahap pencarian penyebabnya. Namun, kemungkinan sebagian penyebabnya adalah karena gesekan akibat sifat labilnya,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh Rio Feisal dan disunting oleh Didik Kusbiantoro. Copyright © ANTARA 2024