Penyakit paling mendesak dari tubuh ekonomi Indonesia saat ini adalah mengalirnya kekayaan nasional keluar dari wilayah Indonesia. Terlalu besar hasil ekonomi Indonesia yang disimpan dan dimanfaatkan di luar negeri. Uang bagi suatu negara, kekayaan bagi suatu bangsa, adalah sama dengan darah. Saat ini tubuh bangsa Indonesia berdarah, dan ternyata berdarahnya sudah puluhan tahun.
Sejak zaman penjajahan, hasil ekonomi Indonesia mengalir ke luar negeri. Kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia, yang berarti seluruh bangsa Indonesia saat ini sedang bekerja untuk kepentingan orang lain. Hal ini terlihat dari neraca perdagangan negara kita, kepemilikan perusahaan-perusahaan yang melakukan ekspor, dan data simpanan di bank-bank luar negeri yang merupakan milik pengusaha dan perusahaan Indonesia, serta perusahaan asing yang mengambil untung di Indonesia dan menempatkan keuntungannya di luar negeri.
Berdasarkan data, total nilai ekspor selama 17 tahun mencapai angka USD 1,9 triliun dengan surplus perdagangan. Namun, 20-40% dari angka ini dapat keliru akibat kesalahan dalam pembukuan nilai dan volume ekspor. Global Financial Integrity bahkan menaksir kebocoran ekspor mencapai USD 38,5 miliar di tahun 2016, atau sekitar 13,7% dari total perdagangan.
Selain itu, ada Rp. 11.400 triliun uang milik pengusaha dan perusahaan Indonesia yang disimpan di luar negeri, 5x lebih besar dari APBN kita saat ini. Pengusaha Indonesia dan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia juga merupakan bagian dari masalah ini.
Indikator lain yang menunjukkan mengalirnya kekayaan kita ke luar negeri adalah jumlah simpanan di bank-bank luar negeri yang milik orang Indonesia, yang mencapai Rp. 11.000 triliun pada akhir 2016. Besarnya aset bank-bank di Singapura juga menunjukkan kepemilikan uang oleh orang Indonesia di luar negeri.
Mengalirnya kekayaan kita ke luar negeri telah terjadi selama ratusan tahun dan merupakan masalah sistemik yang membutuhkan penyelesaian. Kekayaan nasional yang mengalir ke luar negeri dalam jumlah yang keterlaluan perlu menjadi perhatian untuk membangun Indonesia ke depannya.