Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI menyatakan bahwa upaya pencegahan menjadi fokus utama dalam memberantas korupsi di setiap daerah, termasuk di Papua.
“Wakil Ketua KPK RI Johanis Tanak mengatakan bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati, untuk itu dengan melakukan pencegahan kami terus bersinergi karena memang membutuhkan biaya yang banyak,” kata Tanak dalam siaran pers yang diterima di Jayapura, Sabtu.
Menurut Tanak, dengan melakukan pencegahan sejak dini dapat mencegah terjadinya korupsi, oleh karena itu dengan dilaksanakan Jalan Menuju Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2023 di Papua diharapkan menjadi momentum untuk membangun komitmen untuk memberantas korupsi melalui pencegahan dan penindakan.
“Salah satu cara yang dilakukan yakni menyosialisasikan pemahaman tentang korupsi bagi masyarakat luas,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa dalam melakukan upaya itu pihaknya bekerja sama dengan aparat penegak hukum (APH) dan aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) di berbagai tingkat, baik provinsi maupun kabupaten dan kota.
“Selain itu pimpinan daerah seperti gubernur, wali kota, dan bupati juga turut dilibatkan dalam upaya tersebut,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa meskipun pelaksanaan Jalan Menuju Hakordia yang terpusat di Papua bukan berarti bahwa di daerah itu memiliki banyak tindak pidana korupsi, namun sebaliknya kegiatan tersebut untuk membangkitkan semangat bersama mulai dari Aceh hingga Papua untuk menerangi korupsi.
Penjabat Gubernur Papua Ridwan Rumasukun mengatakan bahwa pemerintah dan masyarakat sama-sama memiliki peran penting dalam mengatasi korupsi.
“Karena korupsi tidak hanya merugikan keuangan, tetapi juga merusak moral, menciptakan ketidaksetaraan, dan menghambat pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Menurut dia, untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan kerja sama dan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak.