Dentuman sound horeg ternyata tidak lepas dari keterlibatan berbagai pihak, termasuk tokoh politik dan ulama pesantren. Menurut teknsi dari Brewog Audio Blitar, Ahmad Abdul Aziz alias Memed Potensio atau Thomas Alva Edi Sound, pengusaha sound horeg sering dilibatkan dalam kegiatan sosial, keagamaan, dan politik warga. Meskipun acara difasilitasi oleh warga, hasil kegiatan seperti penggalangan dana biasanya disalurkan untuk kepentingan sosial dan keagamaan, menunjukkan bahwa keberadaan sound horeg tetap sesuai dengan nilai-nilai masyarakat. Sebagai contoh, Harlah Pondok Pesantren Bahrul Ulum disemarakkan dengan karnaval sound horeg, yang kemudian viral dan mendapat kontroversi. Memed juga mengungkap bahwa sound horeg diminta tampil dalam kegiatan politik, terutama menjelang pemilihan kepala daerah. Meskipun demikian, pihaknya tetap bersikap profesional sebagai penyedia jasa dan tidak terlibat dalam urusan politik praktis, menjalankan peran teknis sesuai permintaan warga atau panitia.
Konflik Dentuman Sound Horeg: Politikus vs. Kiai

Read Also
Recommendation for You
Indonesia Corruption Watch (ICW) mendorong agar DPR dan pemerintah segera membahas dan mengesahkan Rancangan Undang-undang…
Badan Kehormatan DPRD Gorontalo akan melakukan penyelidikan terkait perjalanan dinas Wahyudin Moridu ke Makassar, Sulawesi…
Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo segera memanggil teman wanita dari…
Sebuah kecelakaan terjadi di Jalan Raya BSD Utama, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten pada Jumat…