Penggunaan gawai dari anak hingga orang tua telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Meskipun gawai memberikan kemudahan dalam pekerjaan dan hiburan, terlalu lama menonton layar dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Menurut studi yang dipublikasikan dalam JAMA Pediatrics, durasi screen time dapat berhubungan dengan keterlambatan perkembangan pada anak usia dini. Data dari hampir 8.000 anak menunjukkan bahwa anak yang menghabiskan lebih dari empat jam per hari di depan layar mengalami keterlambatan dalam berbagai keterampilan pada usia 2 dan 4 tahun. Dokter spesialis anak, Jennifer F. Cross, mengungkapkan bahwa anak-anak yang terlalu banyak menggunakan perangkat elektronik cenderung kesulitan berinteraksi dengan lingkungan dan mengembangkan keterampilan sosial.
Untuk menjaga kesehatan dan perkembangan anak, rekomendasi waktu layar yang aman disarankan berdasarkan usia. Balita 18 bulan hingga 2 tahun sebaiknya hanya menatap layar kurang dari satu jam per hari, dengan konten yang edukatif dan ditonton bersama orang tua. Anak usia 2 hingga 5 tahun disarankan untuk tidak melebihi satu jam per hari pada hari biasa dan tiga jam di akhir pekan, serta jenis media yang bersifat edukatif dan interaktif. Sementara anak usia 6 tahun ke atas dianjurkan membatasi waktu layar untuk hiburan di bawah dua jam setiap hari kerja. Orang dewasa juga perlu memperhatikan batasan waktu layar untuk hiburan antara dua hingga empat jam per hari. Dengan mengatur waktu layar secara bijak, kita bisa menjaga keseimbangan aktivitas digital dan interaksi nyata, serta mendukung perkembangan yang sehat bagi anak-anak dan diri sendiri.