Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan yang perlu diperhatikan di Indonesia, dengan jumlah kasus terbesar kedua setelah India menurut laporan Global Tuberculosis Report 2024 dari WHO. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Kesehatan meluncurkan program Desa Siaga Tuberkulosis (TBC) pada 9 Mei 2025. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mempercepat proses medis, memantau pengobatan, dan melacak kontak pasien secara efektif.
Dengan program Desa Siaga TBC, diharapkan dapat mempercepat akses pengobatan, mencegah penularan, dan menghilangkan stigma negatif terhadap penderita TBC. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya kader Desa Siaga TBC dalam menemukan pasien TBC, memastikan mereka mendapatkan pengobatan yang tepat, dan memantau proses pengobatan agar berhasil. Melalui kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka kematian akibat TBC dapat terus menurun.
Dana desa yang dialokasikan oleh Kementerian Desa (Kemendes) juga dapat dimanfaatkan untuk menangani isu kesehatan seperti TBC. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung program-program kesehatan masyarakat yang dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan kerja sama dan dukungan semua pihak, diharapkan eliminasi TBC pada 2030 sesuai target yang ditetapkan akan dapat tercapai.