Sekretaris Jenderal Golkar, Sarmuji, memberikan penilaian terhadap kritik yang ditujukan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terkait penambangan nikel di Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Menurut Sarmuji, kritik tersebut tidak sesuai karena izin pertambangan untuk sejumlah perusahaan di Raja Ampat telah diberikan sebelum Bahlil menjabat sebagai Menteri ESDM. Dia juga menegaskan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Bahlil dalam menangani polemik tambang yang merusak lingkungan di Raja Ampat telah tepat.
Sarmuji mengklaim bahwa Bahlil merupakan satu-satunya menteri yang langsung turun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan terhadap bisnis tambang di Tanah Cenderawasih tersebut. Ketika terjadi masalah, Menteri ESDM menghentikan aktivitas pertambangan sementara dan melakukan evaluasi. Sarmuji juga menduga bahwa kritik yang dialamatkan kepada Bahlil merupakan serangan balik dari pihak yang merasa dirugikan oleh kebijakan pencabutan izin tambang.
Sebelumnya, kritik terhadap Bahlil meningkat di media sosial karena adanya perusahaan-perusahaan yang melakukan penambangan nikel di Raja Ampat dan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Bahkan, aktivis lingkungan di Sorong secara langsung menyebut Bahlil sebagai penipu saat kedatangannya di Papua Barat Daya sebelum menuju Raja Ampat. Demonstrasi pun dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dinilai merugikan tersebut.