Dalam sebuah wawancara, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menceritakan bahwa kedua anaknya minum susu sebanyak dua liter per hari, yang membantu pertumbuhan mereka. Namun, pernyataan Dadan tersebut menuai beragam tanggapan, dengan beberapa menganggapnya tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat di tengah tantangan ekonomi. Menurut pakar komunikasi politik Hendri Satrio, pernyataan ini dianggap tidak realistis dan menuai sorotan dari netizen.
Dalam klarifikasinya, Dadan menjelaskan bahwa pernyataannya tentang konsumsi susu dua liter sehari hanya berdasarkan kebiasaan di keluarganya, terutama saat membesarkan anak-anaknya. Tidak semua orang memerlukan konsumsi susu dalam jumlah yang sama setiap hari. Anak-anak usia 12 hingga 24 bulan disarankan mengonsumsi susu penuh lemak sebanyak dua hingga tiga cangkir per hari, sementara anak-anak usia 2 hingga 5 tahun disarankan mengonsumsi dua hingga 2,5 cangkir susu rendah lemak atau tanpa lemak per hari.
Kementerian Pertanian Amerika Serikat menentukan jumlah asupan susu berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan. Rekomendasi umum dari Kementerian Pertanian Amerika Serikat adalah anak-anak berusia 9-18 tahun mengkonsumsi tiga gelas susu per hari, sedangkan orang dewasa direkomendasikan tiga gelas susu per hari.
Meskipun susu sapi masih menjadi pilihan utama karena kandungan gizinya yang baik, tren konsumsi makanan berbasis nabati juga meningkat. Susu alternatif seperti susu kedelai, almond, dan oat semakin populer, memungkinkan untuk penyesuaian terhadap kondisi keluarga, preferensi budaya, maupun kondisi kesehatan individu. Semua ini menunjukkan pentingnya menyesuaikan konsumsi gizi anak dengan kebutuhan masing-masing individu.