Sejarah RI Tak Dijajah: Kisah 350 Tahun Tanah Air Bebas

Seorang sejarawan terkemuka, yaitu Asvi Warman Adam, memberikan peringatan kepada Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, tentang pentingnya unsur kebaruan dalam penulisan sejarah. Menurut Asvi, setiap buku sejarah harus memiliki elemen kebaruan agar bisa dibedakan dari karya sejarah lainnya. Ia juga menegaskan bahwa sebuah karya sejarah yang baik harus selalu mencerminkan perkembangan terbaru dalam bidang sejarah terkait peristiwa tertentu.

Asvi mengutarakan pendapatnya terkait proyek penulisan ulang sejarah RI yang dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan. Ia menyoroti fakta bahwa Indonesia tidak dijajah selama 350 tahun bukanlah sesuatu yang baru. Sejarah ini sebenarnya telah diungkapkan dalam buku karya Gertrudes Johannes “Han” Resink yang berjudul “Bukan 350 Tahun Dijajah” sejak tahun 1968.

Namun, Asvi juga mengkritisi keputusan Kementerian Kebudayaan yang enggan merevisi peristiwa sejarah penting seperti ’65 dan pelanggaran HAM berat pada ’98. Baginya, pengabaian terhadap rentetan peristiwa tersebut merupakan pelanggaran terhadap etika penulisan sejarah yang seharusnya objektif. Dia pun menyarankan agar jika tidak ada perubahan yang signifikan dalam sejarah yang ingin diterbitkan oleh Kementerian Kebudayaan, maka cukuplah mencetak ulang buku karya Resink tanpa perlu melibatkan banyak sejarawan.

Disisi lain, Fadli Zon, dalam proyek penulisan ulang sejarahnya, mengungkapkan bahwa tidak semua wilayah Indonesia mengalami penjajahan selama 350 tahun oleh Belanda. Ia menyatakan bahwa ada wilayah di Indonesia yang bahkan tidak pernah dijajah sama sekali karena banyak daerah yang melawan penjajah secara gigih. Melalui proyek ini, Fadli berharap sejarah RI yang baru akan menyoroti perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme untuk memperkuat kebanggaan nasional.

Seorang anggota Komisi X dari Fraksi PDIP, I Nyoman Parta, juga turut memberikan pandangan terkait proyek penulisan ulang sejarah RI. Parta menekankan pentingnya melibatkan minat publik dalam meninjau naskah akademik proyek tersebut untuk memastikan kebenaran, kejujuran, dan ketepatan dari sudut pandang sosial serta ilmiah. Sebagai informasi tambahan, proyek penulisan ulang sejarah Indonesia diproyeksikan selesai pada peringatan HUT ke-80 RI pada 17 Agustus 2025. Salah satu fokus dari proyek ini adalah merombak sejarah RI yang sebelumnya dijajah selama 350 tahun.

Source link