Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang membagikan tantangan yang dihadapi oleh warga perbatasan dengan Sabah-Sarawak, Malaysia, meskipun Indonesia telah merdeka selama 78 tahun. Menurut Zainal, akses transportasi dari pusat kota ke perbatasan Kaltara masih terbatas karena infrastrukturnya yang kurang memadai. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah perbatasan hanya dapat dijangkau melalui transportasi udara atau sungai arung jeram. Warga perbatasan Kaltara bergantung pada logistik dari Malaysia dikarenakan infrastruktur dan akses transportasinya yang kurang memadai.
Zainal menyatakan bahwa sulitnya distribusi logistik karena minimnya infrastruktur dan akses transportasi telah menyebabkan lonjakan harga pangan dan material bangunan. Pemprov Kaltara telah mengalokasikan dana sebesar Rp15 miliar per tahun untuk pembangunan daerah perbatasan, namun Zainal khawatir angka tersebut akan berkurang karena penerapan kebijakan efisiensi anggaran oleh Presiden Prabowo Subianto. Untuk mengatasi masalah ini, Gubernur Kaltara dan Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud sepakat untuk membangun infrastruktur jalan melintasi perbatasan kedua daerah tersebut.
Jalan perbatasan ini akan menghubungkan Kecamatan Log Bagun, Mahulu, Kaltim sepanjang 120 kilometer dengan Kecamatan Apau Kayan, Malinau, Kaltara sepanjang 22 kilometer. Kesepakatan ini diambil dalam pertemuan antara kedua pemerintah provinsi di Kediaman Gubernur Kaltim di Gunung Bahagia, Balikpapan. Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud menjelaskan bahwa Kaltara adalah saudara kandung Kaltim yang terpisah oleh batas administrasi. Keduanya telah sepakat untuk bersama-sama membangun dan menghubungkan jalan di perbatasan, untuk meningkatkan konektivitas antara Kaltim dan Kaltara melalui Kabupaten Mahulu dan Kabupaten Malinau.