Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, secara tegas menolak rencana pemerintah untuk meliburkan siswa selama sebulan penuh selama bulan Ramadan. Menurutnya, aktivitas pendidikan harus tetap dilakukan meskipun dalam suasana bulan suci tersebut. Aries menegaskan bahwa sekolah dapat menyesuaikan jadwal pelajaran selama Ramadan, memungkinkan siswa untuk beribadah. Dia mempertimbangkan pentingnya menjaga siswa tetap aktif, baik di sekolah maupun lingkungan sekitarnya selama bulan Ramadan.
Menyikapi usulan Menteri Agama Nasaruddin Umar untuk meliburkan sekolah selama sebulan penuh selama Ramadan, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menjelaskan tiga opsi yang sedang diperdebatkan. Opsi pertama adalah mengadakan libur selama Ramadan agar siswa dapat mengikuti kegiatan keagamaan di masyarakat. Opsi kedua adalah libur di awal dan menjelang berakhirnya bulan Ramadan, sementara opsi terakhir adalah tetap masuk sekolah penuh selama bulan Ramadan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, menyatakan bahwa keputusan terkait libur selama Ramadan untuk para siswa sedang dalam proses finalisasi. Rencananya, keputusan tersebut akan diumumkan melalui surat edaran bersama Menteri Dikdasmen, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri. Pratikno berharap surat edaran tersebut dapat segera terbit untuk memberikan kejelasan kepada semua pihak terkait.
Dalam konteks ini, Aries Agung Paewai menyoroti dampak signifikan yang akan ditimbulkan jika siswa diliburkan selama sebulan penuh, termasuk terhadap kalender pendidikan. Beliau mendorong agar pemerintah mengkaji ulang rencana tersebut untuk memastikan keberlangsungan proses pendidikan tidak terganggu. Melalui berbagai pandangan dari berbagai pihak terkait, keputusan terkait libur sekolah selama bulan Ramadan tampaknya masih dalam proses pembahasan demi menjaga keseimbangan antara pendidikan dan kegiatan keagamaan di masa yang sama.