Strategi Kepala BGN untuk Percepat Pembangunan 4.770 SPPG di Daerah Terpencil

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan komitmennya dalam memperkuat percepatan pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Menurutnya, pembangunan SPPG merupakan langkah strategis untuk memastikan akses gizi seimbang yang layak bagi seluruh masyarakat, khususnya anak-anak di daerah pelosok. Program ini terintegrasi dalam kebijakan nasional ‘Makan Bergizi Gratis (MBG)’ yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto. BGN akan membangun 4.770 unit SPPG baru di wilayah 3T sebagai pusat layanan gizi masyarakat dengan berbagai fasilitas.

Dadang menjelaskan bahwa SPPG tidak hanya sekadar bangunan, tetapi harus beroperasi secara efektif untuk melayani masyarakat. Setiap unit SPPG diharapkan dapat dijangkau oleh warga dalam waktu 30 menit perjalanan. Tata kelola menjadi aspek penting dalam pembangunan SPPG, di mana koordinasi langsung dengan pemerintah daerah dijalankan. Pemerintah daerah dipercayai untuk mengawasi pembangunan unit SPPG sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal.

Selain memperkuat koordinasi, BGN juga telah menyiapkan sistem pemantauan berbasis data untuk memastikan dampak positif terhadap penurunan angka stunting dan peningkatan status gizi. Fokus utama dari program ini adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama anak-anak Indonesia, dengan memberikan hak yang sama atas gizi yang mencukupi. Dukungan lintas sektor dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Kolaborasi ini dianggap sebagai langkah penting dalam pemerataan gizi dan upaya membangun generasi Indonesia yang sehat, mandiri, dan kompetitif di masa depan. Saat ini, BGN telah berhasil membangun lebih dari 11.000 unit SPPG dan menjangkau hampir 40 juta penerima manfaat, dengan target peningkatan cakupan layanan hingga 75 juta anak di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah 3T. Dengan harapan bahwa pembangunan SPPG dapat menjadi solusi jangka panjang yang bertahan untuk pemerataan gizi dan menjadi landasan bagi generasi masa depan yang lebih baik.

Source link