Budi Djiwandono: Ketahanan Pangan dan Olahraga Menuju Indonesia 2045

Budi Djiwandono: Pemimpin Muda Visi Holistik Menuju Indonesia Emas 2045

Di tengah perubahan politik Indonesia, muncul pemimpin muda yang menonjol karena visi masa depan yang komprehensif, bukan hanya berfokus pada kekuasaan. Budisatrio Djiwandono, atau Budi Djiwandono, adalah contoh nyata dari pemimpin muda yang visioner, berpikir sistemis, dan aktif di berbagai bidang.

Budi, berasal dari keluarga dengan warisan panjang di dunia ekonomi dan politik, tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang integritas dan tanggung jawab publik. Sebagai keponakan Presiden Prabowo Subianto dan putra mantan Gubernur Bank Indonesia, Joseph Sudradjad Djiwandono, Budi tidak hanya mengandalkan warisan namanya, tetapi juga membangun reputasi melalui kerja keras dan kedisiplinan.

Sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Budi terlibat dalam isu-isu strategis seperti ketahanan pangan, perikanan, dan lingkungan hidup. Dia percaya bahwa kedaulatan pangan bukan hanya soal produksi beras, tetapi juga mencakup pembangunan sistem pertanian yang modern dan melibatkan generasi muda.

Budi juga menekankan pentingnya menjadikan sektor pertanian menarik bagi para generasi muda dengan bonus demografi yang akan datang. Visinya adalah membuat pertanian bukan hanya sebagai pekerjaan tradisional, tetapi juga tempat produktivitas dan inovasi.

Selain aktif dalam politik, Budi juga memimpin Perbasi untuk periode 2024–2028, dengan harapan mengembangkan karakter bangsa melalui olahraga. Dia ingin membawa basket bukan hanya sebagai olahraga prestasi, tetapi juga sebagai industri yang memberikan peluang ekonomi.

Melalui berbagai perannya, Budi Djiwandono memperlihatkan gaya kepemimpinan yang jarang, menggabungkan rasionalitas ekonomi, kepekaan sosial, dan empati kemanusiaan. Dia melihat masa depan Indonesia sebagai proyek kolektif yang harus dibangun dari pendidikan, pangan, hingga olahraga.

Budi Djiwandono adalah contoh pemimpin masa depan yang melihat jauh ke depan, tidak hanya memikirkan kepentingan hari ini, tetapi juga masa depan Indonesia. Dia menyeimbangkan akal dan nurani, tradisi dan kemajuan, serta kepentingan individu dengan cita-cita bangsa, menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Source link