Peran AI dalam Menggantikan Ratusan Moderator Konten TikTok

TikTok telah mengambil keputusan untuk mengurangi jumlah moderator konten di kantornya dan beralih ke sistem berbasis kecerdasan buatan. Kebijakan ini terutama memengaruhi tim di kantor London, yang hanya beberapa hari sebelumnya dijadwalkan untuk memberikan suara dalam pembentukan serikat pekerja. Sekitar 300 pegawai di departemen Trust and Safety London akan terdampak, dan perubahan ini juga melibatkan sebagian karyawan di Asia Selatan dan Asia Tenggara sebagai bagian dari restrukturisasi yang lebih besar.

TikTok percaya bahwa sistem otomatis lebih efektif dan efisien dalam mengelola konten dengan memusatkan operasinya ke beberapa hub regional seperti Lisbon dan Dublin. Perusahaan menggunakan teknologi moderasi konten untuk menangani lebih banyak beban kerja, termasuk pengembangan large language models untuk mengenali dan menghapus konten bermasalah. Manajemen menyatakan bahwa lebih dari 85 persen konten yang dihapus sudah terdeteksi dan dihapus oleh sistem otomatis sebelum dilaporkan oleh pengguna.

Keputusan TikTok ini menunjukkan tren yang meluas di mana perusahaan menggunakan teknologi untuk menggantikan tenaga kerja manusia. Hal ini juga menciptakan pertanyaan mengenai sejauh mana peran sistem otomatis akan terus berkembang dan dampaknya terhadap pekerja yang sebelumnya mengemban tugas tersebut. TikTok sebelumnya juga melakukan pemotongan posisi di Malaysia dengan alasan serupa dan tren ini juga terlihat di perusahaan lain seperti Cisco dan Coinbase.

Source link

Exit mobile version