Keputusan Presiden Prabowo Subianto menunjuk wakil menteri untuk merangkap jabatan sebagai komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk pakar politik Ikrar Nusa Bhakti. Ikrar menyoroti potensi konflik kepentingan dan masalah etika serta kepatutan sosial di tengah situasi ekonomi sulit saat ini. Menurut Ikrar, persoalan utama bukan hanya seputar pelanggaran aturan, tetapi lebih pada sensitivitas sosial di masyarakat yang saat ini banyak mengalami PHK dan kesulitan mencari pekerjaan. Ikrar menekankan bahwa debat seputar rangkap jabatan ini seharusnya tidak hanya berfokus pada legalitas tindakan tersebut, namun juga pada prinsip kepatutan, terutama di masa sulit seperti saat ini. Ikrar juga menyoroti isu conflict of interest yang dapat timbul dari rangkap jabatan tersebut, meskipun sebagian besar tugas komisaris BUMN hanya memerlukan waktu sedikit, seperti pertemuan sebulan sekali. Berbagai wamen di Kabinet Merah Putih yang merangkap sebagai komisaris di BUMN atau anak usahanya juga mencuri perhatian, seperti Wamen Pertanian Sudaryono dan Wamen Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan. Bagaimana pandangan Anda terkait isu ini?
Tips Efektif Temukan Peluang Karir Bagi Orang yang Sulit Cari Kerja

Read Also
Recommendation for You
Kepala Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) untuk wilayah Riau, Kepulauan Riau (Kepri), dan Sumatera Barat…
Kebakaran yang melanda delapan rumah warga di Makassar, Sulawesi Selatan, menyebabkan satu anak perempuan berusia…
Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, sedang menjadi sorotan karena mengaku akan merampok uang negara…
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo melakukan peninjauan langsung di waduk muara Nusa Dua, aliran…
Tiga pelajar SMP di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan tewas setelah terlibat kecelakaan fatal dengan sebuah…