Menteri Kebudayaan Fadli Zon akan melibatkan sejumlah kampus di Indonesia dalam uji publik penulisan ulang sejarah Indonesia, termasuk Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sulawesi Selatan, pada bulan Juli ini. Namun, rektorat Unhas menyatakan belum mengetahui atau menerima informasi terkait keterlibatan mereka dalam proyek tersebut. Sebelumnya, delegasi dari DPR RI berkunjung ke Unhas untuk menerima masukan mengenai penulisan sejarah Indonesia. Meskipun Unhas memberikan dukungan terhadap inisiatif penulisan ulang sejarah Indonesia dalam pertemuan dengan komisi X DPR RI, belum ada konfirmasi resmi tentang keterlibatan Unhas dalam uji publik tersebut.
Penulisan ulang sejarah Indonesia dinilai penting oleh arkeolog Unhas, Prof Akin Duli, karena sejarah bukanlah sesuatu yang statis tetapi harus terus diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan temuan terbaru. Prof Akin menekankan pentingnya melibatkan kalangan akademisi dan peneliti untuk menciptakan narasi sejarah yang tidak hanya faktual tetapi juga mencerminkan beragam perspektif kekayaan pengetahuan dan budaya bangsa. Proses penulisan ulang sejarah Indonesia menjadi topik polemik dan masih memerlukan klarifikasi lebih lanjut terkait partisipasi Universitas Hasanuddin dalam uji publik tersebut.