Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan bahwa perahu yang mengangkut sejumlah mahasiswa KKN-PPN di Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, tidak kelebihan muatan ketika terbalik di perairan Debut pada Selasa sore kemarin. Dua mahasiswa, yaitu Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, meninggal dalam insiden tersebut. Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Djarot Heru Santoso, menjelaskan bahwa kecelakaan laut terjadi saat para mahasiswa sedang menjalankan kegiatan KKN-PPM Unit Manyeuw, dimana mereka mengambil pasir dari Pulau Warwu untuk program lingkungan. Salah satu programnya adalah revitalisasi terumbu karang buatan.
Menurut Djarot, muatan dalam perahu saat kedua itu sebenarnya tidak berlebihan. Perahu terbalik akibat diterjang ombak setinggi 2,5 meter secara mendadak. Lima warga dan lima mahasiswa berhasil diselamatkan, sementara dua mahasiswa lainnya, yaitu Septian dan Bagus, meninggal dunia. Tim psikolog UGM akan memberikan pendampingan bagi mahasiswa yang terdampak secara langsung.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM, Arie Sujito, menegaskan bahwa keselamatan mental dan fisik adalah prioritas utama. Mahasiswa yang masih berada di lokasi KKN tidak akan dipaksa meneruskan program jika masih merasa traumatik. UGM juga telah berkoordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan hak perlindungan mahasiswa peserta KKN yang mengalami kecelakaan terpenuhi. Jenazah kedua mahasiswa telah dipulangkan ke daerah asal dengan pengawalan dosen pembimbing UGM dan tim Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama).