Kesepian, sebuah pengalaman yang sering kali dipicu oleh kebutuhan akan interaksi sosial yang tidak terpenuhi. Namun, kesepian tidak hanya tentang tidak memiliki teman atau sedang sendiri. Seseorang bisa menyendiri dan tetap bahagia tanpa banyak bersosialisasi, namun tidak ada jaminan bahwa berada di tengah keramaian atau dalam hubungan bisa menghilangkan rasa sepi jika tidak ada rasa dimengerti atau dihargai oleh orang di sekitar. Jika kesepian terasa sulit diatasi dan berlangsung lama, bisa jadi itu tanda dari chronic loneliness atau kesepian kronis.
Chronic loneliness merujuk pada perasaan sepi dan terisolasi secara sosial yang berlangsung lama dan terus-menerus. Seseorang yang mengalami kondisi ini merasa terpisah dari orang lain dan sulit menjalin hubungan yang bermakna, sering kali disertai dengan rasa tidak percaya diri, harga diri rendah, dan kecemasan sosial. Tanda dan gejala kesepian kronis bervariasi tergantung pada individu, namun faktor seperti hambatan bahasa, perbedaan budaya, dan stigma dapat meningkatkan risiko kesepian.
Gejala umum kesepian kronis meliputi kesulitan membangun hubungan bermakna, tidak memiliki sahabat dekat, merasa sendirian di tengah keramaian, merasa rendah diri, dan sulit fokus. Faktor lain yang dapat memicu kesepian kronis antara lain keterbatasan ekonomi, masalah kesehatan fisik, dan minimnya relasi pertemanan. Kesepian kronis dapat berdampak negatif pada kesehatan, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan gangguan kesehatan mental.
Kondisi ini juga dapat memengaruhi kualitas tidur, fungsi kognitif, dan berkontribusi pada peningkatan risiko demensia. Penting untuk tidak melakukan diagnosa sendiri jika merasa kesepian, namun segera mencari bantuan profesional. Terapis dapat membantu mengidentifikasi penyebab psikologis di balik kesepian dan memberikan strategi untuk mengatasinya, serta membangun perubahan positif dan mendapatkan dukungan yang diperlukan.