Demul Tanggapi Kritikus Korupsi Pendidikan: Fokus pada Solusi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan sindiran terhadap kasus dugaan korupsi Program Digitalisasi Pendidikan yang sedang diselidiki Kejaksaan Agung (Kejagung). Dalam sindirannya, Dedi mengungkapkan bahwa ia sebelumnya mendapat kritik saat merilis program pendidikan di barak militer yang sukses mengubah karakter remaja bermasalah. Menurutnya, orang-orang lebih tertarik mengkritik kebijakannya terkait pendidikan siswa nakal di barak militer daripada mengawal kasus korupsi digitalisasi pendidikan.

Dedi Mulyadi mempertanyakan mengapa kasus dugaan korupsi ini dianggap tidak penting oleh sebagian orang, padahal menurutnya kasus tersebut jauh lebih signifikan karena berdampak pada kerusakan sistem pendidikan Indonesia. Ia juga menyoroti fokus banyak pemangku kebijakan pendidikan pada proyek daripada membina generasi muda Indonesia. Pihak Kejaksaan Agung sedang menyelidiki kasus pengadaan laptop Chromebook dalam Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbudristek periode 2019-2022, yang diduga melibatkan permufakatan jahat.

Harli Siregar dari Kejagung menyatakan bahwa tim penyidik menemukan indikasi adanya skenario yang merugikan keuangan negara terkait pengadaan chromebook senilai Rp9,9 triliun. Hasil uji coba pada tahun 2019 menunjukkan bahwa penggunaan laptop Chromebook tidak efektif sebagai sarana pembelajaran. Meskipun anggaran besar dialokasikan untuk pengadaan tersebut, Kejagung masih menghitung nilai kerugian keuangan negara akibat kasus korupsi tersebut.

Source link

Exit mobile version