Kemacetan lalu lintas seringkali terjadi di kota-kota besar, terutama saat jam sibuk atau musim liburan seperti saat mudik Lebaran. Salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi hal ini adalah sistem “contraflow.” Sistem ini memungkinkan kendaraan untuk menggunakan sebagian jalur dari arah berlawanan yang sementara dialihkan untuk memperlancar arus lalu lintas. Meskipun bisa membantu mengurangi kemacetan, penerapan contraflow tetap memerlukan pengawasan ketat untuk memastikan keamanan pengendara.
Konsep kerja dari sistem contraflow adalah melibatkan penyaluran arus lalu lintas ke jalur dari arah berlawanan dengan tujuan meningkatkan kapasitas jalan saat volume kendaraan meningkat. Di Indonesia, sistem contraflow sering diterapkan di ruas Tol Trans Jawa, terutama saat musim mudik dan libur panjang. Dengan pengalihan arus lalu lintas ini, pemudik dapat merasakan perjalanan yang lebih lancar dan efisien.
Penerapan contraflow memiliki manfaat yang signifikan seperti mengurangi kemacetan, mempercepat perjalanan, dan meningkatkan keselamatan pengendara. Namun, terdapat juga risiko yang perlu diwaspadai seperti kemungkinan terjadinya kecelakaan, kebingungan pengguna jalan, dan ketidakdisiplinan beberapa pengemudi yang dapat membahayakan keselamatan. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman tentang sistem contraflow sangat penting.
Korlantas Polri telah menyiapkan skema penerapan contraflow serta one way di ruas tol untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan saat mudik Lebaran 2025. Salah satu rencana penerapan adalah di Tol Jakarta-Cikampek, dari Km 40 hingga Km 70 dalam dua periode untuk mengurai kepadatan lalu lintas. Tujuannya adalah untuk memastikan arus mudik tetap lancar dan aman bagi para pemudik. Adanya pemahaman yang baik tentang sistem contraflow dapat membantu pengguna jalan untuk merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik dan mengurangi risiko kemacetan.