Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan bersama masyarakat sipil tengah bersiap untuk melakukan demonstrasi menolak RUU TNI yang akan disahkan oleh DPR. Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan, Satria Naufal, menjelaskan bahwa koalisi sipil sedang menentukan lokasi serta tuntutan massa aksi kepada pemerintah. “BEM SI dan Masyarakat Sipil sedang dan terus konsolidasi hingga menggelar demonstrasi,” kata Satria kepada CNNIndonesia.com. Demonstrasi ini sebagai respons atas sikap pemerintah dan DPR yang akan mengesahkan RUU TNI menjadi undang-undang di tengah gelombang penolakan.
Satria juga menyebutkan bahwa Senayan dianggap “tutup mata dan tutup telinga” terhadap penolakan masyarakat terhadap RUU TNI. Namun, belum ada estimasi jumlah massa aksi yang akan turun ke jalan untuk ikut dalam demonstrasi ini. Koordinator Pusat BEM SI Rakyat Bangkit Herianto juga menyatakan bahwa pihaknya tengah bersiap untuk melakukan aksi penolakan pengesahan RUU TNI dengan melakukan konsolidasi malam ini.
Protes publik terhadap revisi UU TNI yang dibahas oleh pemerintah dan DPR meningkat karena dianggap dapat menghidupkan kembali dwifungsi angkatan bersenjata. Meskipun demikian, pembahasan RUU TNI tidak dihentikan dan semua fraksi telah menyetujui RUU TNI disahkan menjadi undang-undang dalam rapat paripurna terdekat. Protes publik terhadap revisi UU TNI yang dibahas oleh pemerintah dan DPR meningkat karena dianggap dapat menghidupkan kembali dwifungsi angkatan bersenjata. Kekhawatiran tersebut muncul akibat rencana penambahan jumlah kementerian/lembaga pemerintah yang bisa diisi oleh TNI aktif.