Kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina Niaga melibatkan Direktur Optimasi Feedstock & Produk di PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), Sani Dinar Saifuddin. Kejaksaan Agung mengungkapkan kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun akibat kasus ini, dengan penyelidikan terus dilakukan untuk mengungkap fakta-fakta lainnya. Publik menantikan langkah hukum terkait status tersangka Sani Dinar Saifuddin, terutama terkait kekayaannya sebesar Rp15,7 miliar menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada tanggal 18 Maret 2024.
Harta kekayaan Sani Dinar Saifuddin terdiri dari tanah, bangunan, alat transportasi, dan aset bergerak lainnya. Properti yang dimilikinya tersebar di beberapa lokasi, dengan total harta kekayaan mencapai Rp15,7 miliar. Keterlibatan Sani Dinar Saifuddin dalam anak perusahaan Pertamina yang bertanggung jawab atas distribusi bahan bakar di Indonesia menimbulkan perhatian publik.
Dalam konteks ini, KPK memastikan akan terus mengusut kasus ini untuk menjaga prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan perusahaan BUMN. Harapan masyarakat adalah agar aturan hukum diterapkan dengan adil dan proses hukum berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
