Sejarah kehidupan Winston Churchill menunjukkan komitmen dan dedikasi yang luar biasa terhadap negaranya. Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa lebih baik mati daripada dijajah oleh Nazi Jerman. Komitmen dan dedikasinya terhadap kepentingan, keselamatan, dan kebesaran negaranya patut untuk kita pelajari dan kita ambil hal-hal yang positif darinya untuk membangun karakter diri kita sendiri dan generasi yang akan datang.
Churchill adalah figur kontroversial. Dari masa muda hingga menjadi Perdana Menteri Inggris, ia selalu mengundang banyak komentar dan sering dihujat serta dianggap sebagai sosok yang negatif. Namun, banyak orang yang menilai Winston Churchill sebagai tokoh rasis, berjiwa kolonialis, dan bertanggung jawab atas tewasnya jutaan orang India yang mati kelaparan.
Dalam bukunya, Prabowo Subianto mencatat bahwa Churchill harus diakui sebagai tokoh yang berprestasi luar biasa. Lahir pada 30 November 1874, dari keluarga ningrat Inggris dengan nama yang terkenal dalam sejarah. Churchill datang dari keturunan yang berjasa di Inggris, tetapi ia bukan anak pertama, dan dalam sistem aristokrasi, hanya anak lelaki pertama yang mendapat semua warisan orang tuanya. Dalam hidupnya, ia tidak menikmati harta kekayaan yang besar.
Churchill merupakan kombinasi “seorang yang berani” dan “seorang yang cerdas.” Ia berani, energik, punya ambisi besar demi negaranya. Tapi ia juga punya kemampuan menulis, berpikir, dan pada akhirnya kemampuan berbicara yang sangat baik.
Ia terlibat dalam berbagai operasi militer, mulai dari Sudan, perbatasan India, hingga Afrika Selatan. Pada Perang Dunia kedua, ia menjadi First Lord of Admiral Sea, bertanggung jawab atas perubahan kapal perang Inggris dari menggunakan bahan bakar batu bara menjadi minyak. Selain itu, ia mengalami titik terendah dalam kariernya sebagai Menteri Angkatan Laut saat Operasi Amfibi Gallipolli di Turki. Akibat kepemimpinan lapangan yang kurang efektif, operasi pendaratan ini merupakan kegagalan Inggris terbesar dalam sejarah.
Pada tahun 1930-an, Churchill melawan elit politik Inggris yang telah lelah perang, karena telah memakan korban yang sangat besar di kalangan anak muda. Sehingga elit politik dan militer Inggris mulai takut atau alergi terhadap perang. Churchill selalu memperingatkan melalui pidato, tulisan, surat kabar, bahwa Hitler pasti akan memulai perang lagi. Akibatnya, ia dikucilkan tetapi ia tidak jemu mengingatkan akan terjadinya perang. Akhirnya, Churchill terpilih sebagai Perdana Menteri, memimpin Inggris dan bersama sekutu mereka berhasil mengalahkan Hitler.
Prabowo Subianto menyarankan anak muda yang ingin belajar kepemimpinan militer dan politik untuk membaca biografi Churchill. Ia adalah seorang orator yang gemilang, memiliki keterampilan retorika yang sangat baik dan mampu meyakinkan bangsanya untuk tetap semangat dan tidak menyerah. Pidatonya pun menjadi bahan pelajaran yang baik.