Pemerintah Kota Blitar Mengajak Masyarakat untuk Mengatur Jumlah Penduduk Melalui Program Keluarga Berencana (KB)

Pemkot Blitar Ajak Warga Mengendalikan Jumlah Penduduk Melalui Program Keluarga Berencana (KB)

Wali Kota Blitar Santoso bertemu dengan pembantu pembina keluarga berencana kelurahan (PPKBK) dan sub-PPKBK se-Kota Blitar di Balai Kota Kusumowicitro
SUARA INDONESIA, BLITAR- Pemerintah Kota Blitar terus berupaya mengendalikan jumlah penduduk. Kali ini, warga masyarakat diajak untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
Program KB bertujuan untuk memberikan informasi, pendidikan, layanan, dan akses kepada pasangan suami istri agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat tentang jumlah anak yang mereka inginkan dan kapan waktu yang tepat untuk memiliki anak.
Wali Kota Blitar, Santoso, menekankan pentingnya KB sebagai langkah untuk menjaga kesejahteraan keluarga dan memastikan keberlangsungan pembangunan di Kota Blitar.
“Program KB juga mencakup pelayanan tentang metode kontrasepsi dan kesehatan reproduksi bagi masyarakat, serta pemahaman yang lebih baik terkait perencanaan keluarga dan kesejahteraan anak,” katanya Selasa (28/11/23).
Santoso menyatakan bahwa program KB memiliki peran strategis dalam pengendalian jumlah penduduk dan pembangunan Kota Blitar. Melalui program KB, diharapkan masyarakat dapat memiliki pemahaman yang lebih baik terkait pentingnya perencanaan keluarga dan kesejahteraan anak.
“Pemerintah Kota Blitar juga berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat tentang program KB dan menyediakan sarana serta fasilitas yang mendukung pelaksanaan program tersebut,” terangnya.
Santoso menegaskan, melalui partisipasi aktif masyarakat dalam program KB, kita dapat menciptakan keluarga yang sejahtera dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi Kota Blitar.
Dengan adanya ajakan dari pemerintah Kota Blitar dan dukungan penuh dari masyarakat, diharapkan program KB dapat berjalan dengan efektif dan mampu memberikan dampak positif bagi keluarga dan pembangunan di Kota Blitar.

Pewarta: Arik Susanto
Editor: Imam Hairon